Ahok: Memimpin Jakarta Perlu Keberanian
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menggelar dialog tentang Kepemimpinan dan Pembangunan DKI Jakarta bersama ratusan pelajar SMA Santa Laurensia, Tangerang, di Balai Agung, Balaikota DKI Jakarta, Kamis (18/12).
Dengan menjadi pemimpin, saya ingin mewujudkan keadilan sosial tersebut
Dalam dialog tersebut, Basuki menceritakan suka dukanya selama memimpin DKI Jakarta. Berbagai pertanyaan yang dilontarkan para pelajar dijawab satu persatu oleh mantan Bupati Belitung Timur ini.
Sejumlah pertanyaan yang diajukan di antaranya soal gaya kepemimpinannya, prinsip yang dipegang teguh untuk mewujudkan Jakarta Baru serta pengalaman teror dari sejumlah pihak yang menentang dirinya menjadi Gubernur DKI.
Duet Ahok - Djarot Bakal Berjalan Sinergis“Ada pepatah Tiongkok kuno, orang miskin enggak bisa nantang orang kaya tapi orang kaya enggak bisa lawan pejabat. Kalau pejabat kan bisa buat semua orang berhasil. Ini namanya keadilan sosial. Dengan menjadi pemimpin, saya ingin mewujudkan keadilan sosial tersebut,” ujar Ahok, Kamis (18/12).
Dikatakan Ahok, untuk memimpin Jakarta tidak perlu modal kepintaran, melainkan juga keberanian. Keberanian dibutuhkan seorang pemimpin di ibu kota untuk mengeksekusi setiap kebijakan demi mewujudkan Jakarta Baru.
Ia pun mengaku, siap mati demi tugas membenahi ibu kota. Sebab, bagi dirinya lebih baik mati saat menunaikan tugas daripada mundur dan dikenang sebagai seorang pemimpin yang gagal dan pengecut.
Meski memimpin Jakarta penuh risiko, Basuki mengaku tidak merasa terbebani. Sebab, ia memiliki satu tujuan yakni melayani, bukan untuk meraih kekuasaan atau jabatan.
"Keluarga saya mau tak mau harus terima risiko ini. Yang penting asuransi gede supaya kalau saya mati, asuransi bisa menanggung anak sampai selesai kuliah," tandasnya.